5 Mitos Kesehatan yang Beredar Pada Jaman Dahulu

Pada jaman dahulu, masyarakat masih banyak percaya kepada hal yang dianggap tabu, pamali atau sejenis larangan lain yang terselubung.

Dari dalam hal perilaku, beraktifitas maupun larangan dalam memilih atau cara makanpun tak luput dari jangkauan larangan ini sebab konon akan merugikan kesehatan bagi yang melanggarnya.
Namun bukan tanpa dasar, leluhur kita menuturkan hal tersebut jika tanpa sebab dan bukti.

Penulis yang telahir pada jaman yang belum maju dan berada pada lingkungan masyarakat pedesaan yang masih klutuk, lugu. Menganggap bahwa petuah dari mbah saya adalah merupakan sabdo yang tak terbantahkan. Jika dibantah maka kita akan mendapatkan resiko dari pelanggaran itu.

Setelah beberapa tahun hidup dalam kemajuan jaman, mulai terkuak apa sebenarnya makna dari mitos pamali yang misterius itu.
Dalam catatan ini penulis membuat catatan dari apa yang pernah didengar, dilihat maupun dialami dari kejadian disekitar dan bukan dari hasil menyunting media online seperti yang banyak tertulis lewat internet.

Dari sekian banyaknya larangan-larangan dari orang tua dan kakek yang berhasil penulis ingat adalah:



Photo: jitunews.com


1. Makan kelapa parut akan membuat anak kerawitan.

Jika dipikir logis, bagaimana hubungan antara kelapa parut dengan kerawitan ( cacing keremi ). Ini merupakan pesan terselubung bahwa, tidak etis kalau seorang ibu sudah susah payah memarut kelapa kok malah dimakan sebelum digunakan. Kan bisa urung rencana ibu.

Namun dibalik itu ibu pernah mendapati anaknya ketika buang air besar terdapat beberapa cacing keremi dalam kotoranya. Usut punya usut ternyata tidak hanya terdapat cacing beneran tapi parutan kelapa utuh dan memang mirip dengan cacing keremi.

Disini memang logis, lambung usus menggiling kelapa parut, dan akan jadi santan dan ampasnya tak tergiling akan ikut keluar utuh, ditambah jika memang ada cacing keremi tentu akan ikut keluar hidup hidup karena licin terbawa kotoran yang ada kandungan santan dan berminyak.



Photo: sehatituharus.com


2. Makan biji petai cina, akan menyebabkan anak cacingan.

Petai cina atau Kemlandingan atau Lamtoro di pedesaan banyak digunakan sebagai lalapan mentah atau dibuat pepes. Yang dimaksud dalam larangan ini adalah jika dikonsumsi mentah oleh anak-anak.

Ternyata bijinya bersifat panas, hingga ketika dimakan oleh anak yang kebetulan cacingan maka pada saat buang hajat tentunya cacing yang ada dalam ususnya, sebagian besar akan meluar. Usut punya usut ternyata biji petai cina ini jika dimakan mentah akan mampu membuat mabuk, dan cacing akan ikut terbawa oleh tinja.

Jadi masalahnya, bukan menjadikan anak cacingan tapi justru malah bisa membersihkan ususnya dari cacingan.



Photo: efeksamping.com


3. Makan biji durian akan menyebabkan bisulan.

Biji durian atau pongge kata orang jawa, jika dimakan baik setelah direbus atau di panggang akan berakibat terkena penyakit bisul.

Namun jika dikonsumsi dengan cara diambil dulu lembaganya maka tak akan terjadi bisulan. Entah bisa terjadi atau hanya kebetulan tak seorangpun tahu.

Atau pada jaman dahulu memang kebetulan ada yang mengalami akibatnya namun berharap itu hanya suatu kejadian kebetulan saja.



Photo: Trafoz.com


4. Makan daging kodok berikut tulangnya, akan betakibat rematik.

Bagi penggemar masakan kodok, tentunya akan tergoda untuk makan berikut tulangnya pada bagian tulang punggung karena renyah dan tidak keras.

Hal ini oleh orang tua jaman dahulu melarang untuk memakan tulangnya, mengapa?. Konon bisa menyebabkan sakit tulang atau rematik.

Selidik punya selidik ternyata, bahwa rematik itu bukan dikarenakan karena mengkonsumsi daging berikut tulangnya. Tetapi karena memang penikmat daging kodok saat itu adalah juga penangkap kodok yang bekerja pada malam hari yang dingin masuk keluar lumpur sawah dan genangan air dingin.

Jadi jelas mereka akan terserang rematik karena kondisi udara dan tubuh yang kurang sehat. Namun disisi lain, yaitu pembeli yang tidak terlibat perburuan kodok, ternyata tidak mengalami sakit tulang.



Photo: update.ahloo.com


5. Anak dan remaja, dilarang keras makan brutu ayam.

Larangan ini berlaku untuk anak-anak dan anak muda yang belum berkeluarga. Orang tua zaman dahulu selalu mengingatkan ketika makan bersama keluarga bahwa kata leluhur, jika makan brutu ayam ( bagian pinggul dan ekor ayam) karena bisa berakibat menjadi anak terbelakang.

Disini bila kita pikir, bagian dari seluruh area tubuh ayam adalah bagian tersebut, textur empuk dan gurih apalagi pada bagian brutu ( ekor)  tempat lubrikasi minyak untuk bulu ayam.

Memang ada sedikit rasa yang ada dalam pesan ini bahwa, dalam diri orang tua harus mengalah dan memberikan bagian terbaik kepada anak-anaknya.

Dan masih banyak lagi fakta dari pada mitos seperti ini, namun perlu kita hargai sebab bagaimanapun orang tua tidak ingin kita mendapat celaka.
Namun memang orang tua tidak memberikan pesan ini sesara langsung, tapi kita sendirilah yang harus menterjemahkan untuk mendapat pencerahannya. (BambangS)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

GINSENG : APHRODISIAK ATAU TONIK ?.

OMG !! TERKILIR BISA SEMBUH DENGAN DAUN CABAI.